cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 08537291     EISSN : 24067598     DOI : -
Core Subject : Science,
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences (IJMS) is dedicated to published highest quality of research papers and review on all aspects of marine biology, marine conservation, marine culture, marine geology and oceanography.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan" : 10 Documents clear
Deposisi Sedimen di Perairan Laut Paya Pesisir Pulau Kundur-Karimun-Riau Rifardi Rifardi
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.391 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.147-152

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara distribusi sedimen, jarak dan waktu sedimentasi dengan aktivitas penambangan bawah air dan karakteristik oseanografi, arus dasar dan pasut Sedimen permukaan diambil dari 41 stasiun sampling di Laut Paya dan sekitar Pulau Kundur Propinsi Kepulauan Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, bagian utara dari daerah aktivitas penambangan dicirikan oleh sedimen yang dipengaruhi oleh massa air Selat Malaka, sedangkan bagian selatan didominasi oleh sedimen yang berasal dari Pulau Sumatera. Selain itu, sedimen Laut Paya berasal dari hasil abrasi dan lithifikasi pantai Pulau Rangsang dan Kundur. yang berada di depan perairan tersebut. Sebaran sedimen ditentukan oleh arus dasar dan pasang surut, dan penambangan. Ada dua rute sedimentasi, yaitu rute selatan dan utara dari daerah aktivitas penambangan yang ditentukan oleh pola arus pasang surut dan bathimetri perairan. Pada saat pasang, sedimen pasir sangat halus ditransportasikan dari daerah dumping dan penambangan menuju arah selatan Sebaiiknya pada saat surut sedimen ini akan ditransportasikan ke arah barat laut dari daerah dumping dan penambangan Jarak dan waktu deposisi sedimen ini lebih besar dan cepat selama pasang dari pada surut. Perbedan jarak dan waktu deposisi mengindikasikan bahwa kecepatan arus memainkan peranan penting dalam proses deposisi sedimen. Kata kunci: deposisi, sebaran sedimen, penambangan bawah air.
Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Organisme Penempel dan Modulus Elastisitas Pada Kayu Herry Boesono
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.326 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.177-180

Abstract

Organisme penempel merupakan salah satu penyebab kerusakan pada bangunan pantai, terutama yang terbuat dari kayu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama perendaman terhadap jumiah organisme penempel dan modulus elastisitas pada kayu jati dan kayu bengkirai. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratoris dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan pada masing-masing perlakuan dengan lama perendaman 12 jam pada kedalaman Iaut f meter. Variabei pengamatan meiiputi jumiah organisme penempel dan elastisitas kayu. Analisis jumiah organisme penempel menggunakan uji anova sedangkan elastisitas diuji berdasarkan modulus young. Hasil penelitian menunjukkan organisme penempel didominasi oleh Balanus amphitrite, Bankia sp. dan Ligia occidentalis. Lama perendaman berpengaruh nyata terhadap jumiah organisme penempel. jumiah organisme penempel 45,13 individu/minggu pada kayu jati dan 36,73 individu/minggu pada kayu Bengkirai yang menunjukkan bahwa teritip lebih menyukai kayu jati. Hasil analisis ragam modulus elastisitas pada kedua kayu tidak berbeda nyata. Uji F kayu jati adalah 0,61 sedangkan pada kayu bengkirai 1,96 (F table 3,12). Nilai modulus elastisitas kayu jati lebih tinggi dibandingkan kayu bengkirai.Kata kunci: Balanus sp., modul elastisitas, Jati, Bangkirai
Konsumsi Harian Copepoda terhadap Pakan Chlorella sp. pada Volume Media Kultivasi yang Berbeda Muhammad Zaenuri; Hadi Endrawati; Endang Kusdiyantini; Hermin Pancasakti Kusumaningrum
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.299 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.121-126

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi harian copepoda terhadap Chlorella sp. pada volume media kultivasi yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan dari Mei hingga Oktober 2005 di Laboratorium Biologi Oseanografi UNDIP. Copepoda diambil per bulan dari bulan Mei hingga Oktober 2005 di Perairan Demak. Chlorella sp. digunakan sebagai pakan copepoda, berasal dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, dengan densitas 15.200 sel/mL. Kultivasi copepoda menggunakan 3 beker 2 L dengan densitas awal 100 ind./L dan 3 akuarium 20 L dengan densitas awal 1000 ind./L. Pengamatan konsumsi harian copepoda terhadap Chlorella sp. dilakukan per 3 jam dari pukul 06.00 sampai 18.00. Perioda kultivasi diulang per bulan selama 6 bulan. Parameter suhu, salinitas, DO dan pH diamati setiap hari. Konsumsi rata-rata copepoda terhadap Chlorella sp. menunjukkan 19,05- 140,47 sel/mL/jam pada media 2 L dan 10,69—102,06 sel/mL/jam pada media 20 L. Model konsumsi copepoda terhadap Chlorella sp. menunjukkan fluktuasi dengan puncak yang berbeda pada Mei-Juli 2005, namun mempunyai pola yang sama pada perioda Agustus-Oktober 2005.Kata kunci : Copepoda, Konsumsi Harian, Chlorella sp.The aim of the research is to know the daily consumption of the copepod on Chlorella sp. cultivated in the different volume of media. The research was conducted from May to October 2005 at Laboratory of BiologicalOceanography, Diponegoro University. Copepods were collected monthly from Demak waters. The copepod cultivations were done using 3 bekers of 2 L and 3 aquariums of 20 L. A stocking density of 100 ind./L ofcopepod for 2 l media and 1000 ind. / l of copepod for 20 l media were used as tests biota per period of cultivation. Chlorella sp. from Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara were givento copepod with density of 15.200 cell/mL. The daily copepod consumption from 06.00–18.00 was observed at 3 hours intervals. The observations were replied monthly for six month. The temperature, salinity, DO and pH were measured daily. The average daily consumption of copepod on Chlorella sp. cultivated in 2 l anad 20 L media were 19,05–140,47 cell/mL and 10,69–102.,6 cell/ml, respectively. The daily consumption of copepod reveal a fluctuated model with differents peak of the consumption during the May – July 2005, while the one of the August – October 2005 show the same model.Key words : Copepods, Daily Consumption, Chlorella sp
Distribusi Vertikal Gerombolan Ikan pada Perairan Pantai Sekitar Mangrove di Desa Bahoi, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara Wilhelmina Patty
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.35 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.153-158

Abstract

Untuk memperjelas pemahaman hubungan antara tingkah laku ikan dengan faktor lingkungan maka dibuat penelitian akustik di perairan pantai sekitar hutan mangrove di desa Bahoi, Kabupaten Minahasa Utara. Tiga transek dilakukan dalam tiga periode waktu yang berbeda untuk menyatakan variasi spatial temporal dari distribusi gerombolan ikan. Pada saat yang sama diamati juga faktor lingkungan dan dilakukan operasi penangkapan ikan dengan Gill Net. Data kedalaman masing-masing gerombolan ikan yang dideteksi dengan fish finder dianalisa frekwens ipenyebarannya pada masing-masing tingkat kedalaman perairan. Data dan hasil analisa menunjukan bahwa distribusi vertikal gerombolan ikan bervariasi secara temporal yang terhubung dengan, suhu air permukaan dan pasang surut. Kata kunci: Distribusi vertikal, gerombolan ikan, Mangrove, kabupaten Minahasa Utara
Keunggulan Aplikasi Peramalan Fishing ground Tuna di Lokasi Upwelling dengan Bantuan Citra Satelit Harian Kunarso Kunarso; Agus Supangat; Wiweka Wiweka
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.797 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.127-132

Abstract

Ikan tuna merupakan penyumbang devisa negara dari sektor perikanan laut. Pengusahaan tuna untuk mencukupi kebutuhan ekspor dan pasar loka lperlu terus ditingkatkan selama masih memungkinkan. Salah satu kendala dalam berburu tuna adalah lemahnya informasi fishing ground baik secara spasial maupun temporal. Kondisi iklim global yang berubah-ubah tidak menentu semakin menyulitkan dalam menentukan fishing ground tuna, sehingga perburuan tuna menjadi kurang efektif, boros waktu dan bahan bakar. Tujuan penelitian ini adalah menguji dan mengkaji efektifitas aplikasi teknologi peramalan fishing ground tuna di lokasi upwelling dengan bantuan citra satelit harian. Metodolog iyang digunakan dalam penelitian ini adalah survey lapangan dengan metode riset eksperimental semu. Data dasar peramalan menggunakan citra satelit harian MODIS and NOAA. Peramalan fishing ground tuna dengan data citra satelit harian bisa diaplikasikan dengan delay waktu tercepat relatif sekitar 19 jam dari saat perekaman. Aplikasi hasil peramalan fishing ground tuna mempunyai keunggulan berupa efektifitas keberhasilan berkisar 80 % dan perlu pemahaman waktu delay time antara blooming khlorofil-a hingga adanya tuna dan residence time tuna di lokasi upweiiing. Residence time tuna dilokasi upweiiing diduga sekitar 1-2 minggu.Kata kunci: Peramalan, fishing ground, tuna, upwelling, satelit harianTuna fisheries give high contribution to national income. Tuna fishing effort for supply export and local market necessary to be developed as long as possible. The aim of this research is to test and study effectiveness of tuna fishing ground forecasting technology application in the upwelling location by daily satellite images. Method of this research is quasi experimental research. Daily satellite images of MODIS and NOAA as primary data is used for forecasting. Tuna fishing ground forecasting using daily satellite images data is able to be applied by delay time 19 hours from satellite record time. Application of tuna fishing ground forecasting have 80 % effectiveness and need to understand delay time of blooming of chlorophyll-a till tuna arrival and tuna residence time in theupwelling location. Tuna residence time in the upwelling location is predicted about 1-2 weeks.Key words: forecasting, fishing ground, tuna, upwelling, daily satellite
Pengembangan Co-Management Taman Nasional Karimunjawa Frida Purwanti; Hadi S. Alikodra; Dedy Soedharma
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.372 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.159-166

Abstract

Co-management adalah suatu pengaturan dimana tanggung jawab pengelolaan sumberdaya dibagi antara pemerintah dan pengguna. Peningkatan pemanfatan sumberdaya Taman Nasional Karimunjawa telah menurunkan kualitas sumberdaya dan jika dibiarkan akan mengancam status TNKJ. Tujuan utama studi adalah merumuskan arahan kebijakan pengembangan co-management Taman Nasional Karimunjawa dengan menganalisa kebijakan dan kelembagaan pengelolaan, mengevaluasi kapasitas pengelolaan dan mengidentifikasi faktor kunci pengembangan co-management. Studi dilakukan dari bulan April 2006 sampai Maret 2007 di Karimunjawa, Jepara menggunakan pendekatan deskriptif anaiitik. Data dianalisa secara kualitatif dengan analisis prospektif. Hasil menunjukkan adanya disharmonisasi peraturan dalam pengelolaan TNKJ dan terbatasnya kapasitas pengelolaan. Untuk itu diperlukan pengelolaan dengan co-management melalui pengaturan koordinasi yaitu pembentukan forum stakeholder dari MOU antara BTNK dan Pemerintah Kabupaten Jepara, pembuatan aturan main dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya TNKJ, dan membuat aksi kegiatan kolaborasistrategis yang komprehensif dengan kerja sinergi stakeholders sesuai kapasitas dan kemampuannya berdasarkan prinsip-prinsip saling menghargai, saling mempercayai, sating bertanggung gugat, sating berbagi tanggung jawab dan berbagi keuntungan.Kata kunci: Co-management, Taman Nasional Karimunjawa.
Pertumbuhan Juvenil Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang Dipelihara dengan Padat Penebaran Berbeda Hadi Ajie Endrawati; Muhammad Ajie Zaenuri; Endang Pancasakti Kusdiyantini; Hermin Pancasakti Kusumaningrum
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.667 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.133-138

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan juvenil ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang dipelihara dengan padat penebaran yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan dari April hingga Mei 2006 di Laboratorium Biologi Oseanografi UNDIP. Percobaan dilakukan di akuarium berukuran 40 x 40 x 60 cm3, dengan media air laut 10 liter. Perlakuan yang diterapkan adalah ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus dengan tingkat kepadatan 5, 10 dan 15 ekor per aquarium. Copepoda diberikan sebagai pakan alami dengankepadatan 50 ind /L air media. Pemeliharaan dilakukan selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi padat penebaran, pertambahan bobot dan panjang yangdicapai ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus ) semakin kecil yaitu berturut-turut 3.67± 0.17; 3.21 ± 0.06 dan 2.16 ± 0.22 gram dan 0.63 ± 0.1 ; 0.55 ± 0.017 dan 0.5 ± 0.05 cm masing-masing untuk penebaran 5, 10 dan 15 ekor per wadah. Hal ini menunjukkan adanya persaingan dan kanibalisme.Kata kunci: larva, kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus, padat penebaran, pertumbuhan
Kandungan Nutrisi Spirulina platensis yang Dikultur pada Media yang Berbeda Widianingsih Widianingsih; Ali Ridho; Retno Hartati; Harmoko Harmoko
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.869 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.167-170

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi Spirulina platensis yang dikultur pada media Walne, teknis dan kontrol. Kelimpahan S. plantesis tertinggi dicapai pada kuitur dengan media walne, demikian juga kandungan protein, karbohidrat, air, abu dan lemaknya. Pada media Walne, kandungan protein, karbohidrat dan lemak S. plantesis berturut-turut sebesar 50,05±0,53; 15,48±0,47; dan 0,51±0,12%. Sedangkan, pada media teknis, kandungan protein, karbohidrat dan lemak pada S. plantesis berturut-turut adalah 16,23±0,4; 12,57±0,22; dan 0,18±0,03%.  Perbedaan ini disebabkan oleh kandungan nutrient yang ada pada media kuitur.Kata kunci : Spirulina platensis, media walne, media teknis, nutrisi
Application of Denaturing Gradient Gel Eiectrophoresis(DGGE) Methods on Parent-Offspring Relationship of the Coral Pocillopora damicornis Dyah Permata Wijayanti; M. Hirose; M. Hidaka
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.794 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.139-146

Abstract

DGGE (Denaturing Gradient Gel Eiectrophoresis) is the most powerful methods for mutation detection currently available. In DGGE, DNA fragments of the same length but with different sequences can be separated. The sensitivity of DGGE to slight sequence differences is high since single base changes could be observed. There has been a debate about whether planulae of the coral Pocillopora damicornis are produced sexually or asexually. If produced sexually, planulae are expected to be genetically different from each other and also from their parents. In order to detect possible genetic difference between planulae and their parents, DGGE analysis of ITS2 region of rDNA was used. If there are genetic differences, it is proved that planulae are produced sexually. A total 49 adult colonies and 78 planulae from 11 localities were used for analysis. However, only in 2 families (BiseO1#O2 and Bise02#03YL) showed different DGGE profile, suggesting genetic difference between parent and offspring. The attempt to detect genetic difference in planulae of P. damicornis and their parents using DGGE method was not completely success since DGGE method can not prove clearly the genetic difference between parent and offspring. However, the possibility that DGGE method is applicable for studying coral can be suggested. PCR-DGEE amplification may perform with new STR (short tandem repeat) polymorphic loci of P. damicornis that currently found to answer whether planulae are produced sexually or asexually. Key words : Pocillopora damicornis, planula, DGGE, sexual reproduction, coral
Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii Varietas Maumere, Varietas Sacol, dan Euchema denticuiatum di Perairan Musi, Buleleng Djokosetiyanto Djokosetiyanto; I. Effendi; K. L. Antara
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.309 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.171-176

Abstract

Kebutuhan rumput laut yang tinggi menuntut peningkatan produksinya. Kappaphycus alvarezii, seperti K. alvarezii varietas Maumere dan Sacol serta Eucheuma denticuiatum merupakan jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pertumbuhan terbaik diantara ketiga jenis rumput laut tersebut yang dibudidaya dengan metode long line. Setiap 50 m tali ris diikatkan 20 bibit per jenis rumput laut yang masing-masing berbobot 100 gram dengan jarak antar bibit 2 meter. Rancangan Acak Kelompok (RAK) digunakan dengan jenis rumput laut sebagai perlakuan dan lokasi sebagai kelompok. Hasil penelitian menunjukan K. alvarezii varietas Maumere menghasilkan rata-rata bobot basah dan pertumbuhan harian (%) per minggu tertinggi tetapi dengan bobot kering terendah, sedangkan E. denticuiatum menghasilkan bobot kering tertinggi. Jenis yang paling tahan terhadap penyakit adalah K. alvarezii varietas Maumere, sedangkan jenis yang paling rentan terhadap serangan penyakit adalah E. denticuiatum.Kata kunci : rumput laut, varietas, bobot kering, bobot basah

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2008 2008


Filter By Issues
All Issue Vol 28, No 3 (2023): Ilmu Kelautan Vol 28, No 2 (2023): Ilmu Kelautan Vol 28, No 1 (2023): Ilmu Kelautan Vol 27, No 4 (2022): Ilmu Kelautan Vol 27, No 3 (2022): Ilmu Kelautan Vol 27, No 2 (2022): Ilmu Kelautan Vol 27, No 1 (2022): Ilmu Kelautan Vol 26, No 4 (2021): Ilmu Kelautan Vol 26, No 3 (2021): Ilmu Kelautan Vol 26, No 2 (2021): Ilmu Kelautan Vol 26, No 1 (2021): Ilmu Kelautan Vol 25, No 4 (2020): Ilmu Kelautan Vol 25, No 3 (2020): Ilmu Kelautan Vol 25, No 2 (2020): Ilmu Kelautan Vol 25, No 1 (2020): Ilmu Kelautan Vol 24, No 4 (2019): Ilmu Kelautan Vol 24, No 3 (2019): Ilmu Kelautan Vol 24, No 2 (2019): Ilmu Kelautan Vol 24, No 1 (2019): Ilmu Kelautan Vol 23, No 4 (2018): Ilmu Kelautan Vol 23, No 3 (2018): Ilmu Kelautan Vol 23, No 2 (2018): Ilmu Kelautan Vol 23, No 1 (2018): Ilmu Kelautan Vol 22, No 4 (2017): Ilmu Kelautan Vol 22, No 3 (2017): Ilmu Kelautan Vol 22, No 2 (2017): Ilmu Kelautan Vol 22, No 1 (2017): Ilmu Kelautan Vol 21, No 4 (2016): Ilmu Kelautan Vol 21, No 3 (2016): Ilmu Kelautan Vol 21, No 2 (2016): Ilmu Kelautan Vol 21, No 1 (2016): Ilmu Kelautan Vol 20, No 4 (2015): Ilmu Kelautan Vol 20, No 3 (2015): Ilmu Kelautan Vol 20, No 2 (2015): Ilmu Kelautan Vol 20, No 1 (2015): Ilmu Kelautan Vol 19, No 4 (2014): Ilmu Kelautan Vol 19, No 3 (2014): Ilmu Kelautan Vol 19, No 2 (2014): Ilmu Kelautan Vol 19, No 1 (2014): Ilmu Kelautan Vol 18, No 4 (2013): Ilmu Kelautan Vol 18, No 3 (2013): Ilmu Kelautan Vol 18, No 2 (2013): Ilmu Kelautan Vol 18, No 1 (2013): Ilmu Kelautan Vol 17, No 4 (2012): Ilmu Kelautan Vol 17, No 3 (2012): Ilmu Kelautan Vol 17, No 2 (2012): Ilmu Kelautan Vol 17, No 1 (2012): Ilmu Kelautan Vol 16, No 4 (2011): Ilmu Kelautan Vol 16, No 3 (2011): Ilmu Kelautan Vol 16, No 2 (2011): Ilmu Kelautan Vol 16, No 1 (2011): Ilmu Kelautan Vol 15, No 4 (2010): Ilmu Kelautan Vol 15, No 3 (2010): Ilmu Kelautan Vol 15, No 2 (2010): Ilmu Kelautan Vol 15, No 1 (2010): Ilmu Kelautan Vol 14, No 4 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 14, No 3 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 14, No 2 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 4 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 2 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 1 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 4 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 3 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 2 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 1 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 4 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 3 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 2 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 1 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 4 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 3 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 2 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 1 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 4 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 3 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 2 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 1 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 7, No 3 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 7, No 2 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 7, No 1 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 6, No 4 (2001): Jurnal Ilmu Kelautan More Issue